Pendapat ahli
menyatakan bahwa pola makan merupakan cara yang ditempuh seseorang atau
sekelompok orang untuk memilih makanan dan mengonsumsinya sebagai reaksi
terhadap suatu pengaruh fisiologis,
psikologis, budaya dan sosial. Setelah
makan, tubuh akan mencerna makanan yang telah dikonsumsi agar nutrisinya dapat
diserap. Pada saat proses pencernaan, tubuh
akan melepaskan hormon-hormon tertentu agar pencernaan berjalan lancar, dan ini
merupakan hal yang normal terjadi. Akan tetapi, pelepasan hormon tersebut
kadang dapat menimbulkan rasa kantuk, sehingga muncul dorongan untuk tidur
setelah makan. Jika tidak sering tidur setelah makan sebenarnya tidak berdampak
buruk bagi kesehatan. Namun, jika ini dibiasakan, dapat memunculkan berbagai
gangguan kesehatan. Dilansir dari m.cnnindonesia.com
beberapa bahaya yang disebabkan oleh kebiasaan tidur setelah makan (sahur)
antara lain :
1. Refluks
Refluks asam atau
istilah medisnya Gastro-esophageal Reflux Disease (GERD) terjadi
karena katup antara lambung dan kerongkongan tidak menutup sepenuhnya. Hal ini biasanya disebabkan
oleh pengaruh gravitasi yaitu perubahan posisi menjadi telentang. Posisi telentang atau
miring dapat menyebabkan makanan yang belum sepenuhnya dicerna di lambung mudah
naik ke kerongkongan. Apalagi jika usai makan berat, anda akan bangun dengan
perut kembung. Tidur
setelah makan sahur dapat memicu GERD karena tubuh tidak dalam posisi
tegak--posisi ideal untuk mencerna makanan. Jika kebiasaan tersebut dibiarkan
dalam jangka waktu lama, bisa memicu asam lambung.
2. Menurunkan kualitas tidur
Kebiasaan langsung
tidur setelah makan(sahur), terutama makan
makanan berlemak dapat menurunkan kualitas tidur. Pada saat kenyang, anda mungkin akan terasa
mengantuk, tetapi hal tersebut akan
memunculkan perasaan gelisah
sehingga membuat mudah terbangun saat tidur. Makanan tinggi lemak
seperti goreng-gorengan atau olahan daging (processed food) membutuhkan waktu yang lebih lama
untuk dicerna, sehingga seharusya diberi
jeda waktu agar makanan tercerna agar tidur lebih nyenyak.
3. Menaikkan berat badan
Tidak heran saat Ramadan banyak orang tidak bertambah kurus tapi
justru sebaliknya. Hal
ini disebabkan oleh konsumsi
lebih banyak kalori ketimbang yang dibakar. Kurangnya aktivitas fisik saat
berpuasa dan langsung
tidur setelah makan membuat tubuh
menimbun lemak karena Anda tidak memberikan kesempatan untuk membakar kalori
yang masuk. Seseorang
dengan riwayat keluarga dengan badan obesitas dan punya kebiasaan tidur setelah
makan akan berkali-kali lipat berisiko mengalami kelebihan berat badan.
4. Peningkatan asam lambung
Setia kita makan dan makanan
melewati tenggorokan, tahapan selanjutnya adalah makanan masuk ke dalam
esofagus yang berfungsi melumat serta mengantarkan makanan ke lambung. Ketika sampai di
lambung, konsistensi makanan sudah menjadi halus menyerupai cairan atau pasta.
Jika proses cerna tak sempurna, makanan yang masih kasar dalam lambung dapat
mengiritasi dinding lambung dan memicu asam lambung. Gejala yang dirasa saat
asam lambung yakni nyeri di sekitar lambung atau perut kiri atas. Bisa juga
terasa sensasi panas di dada. Bagi yang mudah mulas dan sakit perut, sebaiknya
hindari kebiasaan tidur
selepas makan.
5. Sakit tenggorokan
ketika
tubuh berbaring dengan perut penuh, katup antara lambung dan kerongkongan tidak
menutup sepenuhnya membuat asam lambung mudah naik ke tenggorokan dan
menimbulkan sensasi terbakar pada tenggorokan. Jika kondisi itu dibiarkan
memperburuk akan menyebabkan peradangan.
6. Sembelit
Biasanya, pengosongan
lambung manusia membutuhkan waktu sekitar dua sampai tiga jam setelah makan.
Dengan posisi berbaring atau tiduran dapat menghambat proses pengosongan
lambung. Jika ini terus terjadi
bisa memicu sembelit atau kesulitan buang air besar. Untuk mencegahnya, hindari
makanan yang tinggi lemak, gula, dan kafein dalam menu sahur. Perbanyak
konsumsi buah-buahan dan sayuran agar proses pencernaan menjadi lebih lancar.
7. Serangan jantung
Mengutip dari ScienceDaily.
Menurut penelitian, orang yang makan berat dan langsung tidur kurang dari dua
jam saja 2,8 kali lebih mungkin mengalami peningkatan tekanan darah sepanjang
malam. Apabila
tekanan darah tidak kunjung turun dan terus-menerus terjadi dalam waktu yang
lama, akan meningkatkan risiko terserang penyakit kardiovaskular seperti
penyakit jantung koroner, serangan jantung, stroke, dan penyakit kronis
lainnya.