Permainan Bola Voli
Bola Voli merupakan
sebuah olahraga beregu atau tim dan setiap tim yang dimainkan oleh dua regu
yang terdiri atas 6 pemain aktif dan 6 pemain cadangan. Tujuan
permainan bola voli adalah agar setiap regu dapat melewatkan bola melalui atas
net sampai bola yang dilewatkan tidak meyentuh lantai di dalam daerah atau
lapangan sendiri.
Pada awal penemuan, olahraga bola voli bernama Mintonette. Olahraga ini ditemukan oleh seorang Instruktur pendidikan jasmani (Director of Phsycal Education) yang bernama William G. Morgan di YMCA pada tanggal 9 Februari 1895, di Holyoke, Massachusetts (Amerika Serikat). William G Morgan adalah seorang Pembina pendidikan jasmani pada Young Men Christain Association (MCA), yang juga merupakan lulusan Springfield College of YMCA. Olahraga Mintonette ini sebenarnya merupakan gabungan beberapa jenis permainan, yaitu bola basket, bisbol, tenis, dan bola tangan (handball). Perubahan nama Mintonette menjadi volleyball (bola voli) terjadi pada tahun 1896, pada demonstrasi pertandingan pertama di International YMCA Training School. Dr. Luther Halsey Gulick (Director of the Professional Physical Education Training School sekaligus sebagai Executive Director of Department of Physical Education of the International Committee of YMCA) meminta Morgan untuk mendemonstrasikan permainan yang ia ciptakan pada acara konferensi yang bertempat di kampus YMCA. Disana Morgan membawa dua tim yang masing-masing tim beranggotakan enam orang, Morgan juga menjelaskan bahwa permainan tersebut adalah permainan yang dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan. Sedangkan sasaran dari permainan ini adalah mempertahankan bola agar tetap bergerak melewati net yang tinggi, dari satu wilayah ke wilayah lain (wilayah lawan).
Indonesia
mengenal permainan bola voli sejak tahun 1982 pada masa penjajahan Belanda. Guru-guru
pendidikan jasmani didatangkan dari Negera Belanda untuk mengembangkan olahraga,
khususnya bola voli. Perkembangan bola voli di Indonesia sangatlah pesat. Hal
ini terbukti pada Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-2 tahun 1951 di Jakarta permainan
bola voli resmi di perlombakan. Pada tanggal 22 januari 1955 PBVSI (Persatuan
Bola Voli Seluruh Indonesia) didirikan di Jakarta dengan ketuanya W. J.
Latumenten. PBVSI sejak itu aktif mengembangkan kegiatan-kegiatan baik ke dalam
maupun ke luar negeri sampai sekarang. Perkembangan permainan bola voli sangat
menonjol saat menjelang Asian Games IV 1962 dan Ganefo I 1963 di Jakarta. Bisa dikatakan
sampai saat ini permainan bola voli di Indonesia menduduki tempat ketiga
setelah sepak bola dan bulu tangkis. Untuk pertama kalinya dalam sejarah
perbolavolian Indonesia, PBVSI telah dapat mengirimkan tim bola voli junior Indonesia
ke kejuaraan dunia di Athena Yunani yang berlangsung dari tanggal 3-12
september 1989. Tim bola voli junior putra Indonesia ini dilatih oleh Yano
Hadian dengan dibantu oleh trainer Kanwar, serta pelatih dari Jepang Hideto
Nishioka, sedangkan pelatih fisik diserahkan kepada Engkos Kosasih dari bidang
kepelatihan PKON (Pusat Kesehatan dan Olahraga Nasional). Dalam kejuaraan dunia
bola voli putra tersebut Indonesia menduduki urutan ke 15. Dalam periode di
bawah pimpinan ketua Umum PBVSI Jendral (Pol) Drs. Mochamad Sanusi, permainan bola voli semakin meningkat baik dari jumlah perkumpulan maupun dari lancarnya
sistem kompetisi yang berlangsung sampai dengan kegiatan yang dilakukan baik di
dalam maupun di luar negeri.